Ekspor Jahe Ke Manca, PT Macadamia Jaya Indonesia Gelar MoU Dengan PT KTHR.
Jejenews.co.id, Malang - PT Macadamia Java Indonesia Gelar MoU Dengan PT KTHR, angkat hasil petani jahe ekspor ke mancanegara.
Bisnis jahe kini kian menjanjikan, tiga eksportir buka peluang kemitraan bersama para petani jahe untuk ekspor ke pasar global..
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kelompok tani dengan Eksportir Agronesia Startup, PT Macadamia Java Indonesia, dan PT. KTHR di Gedung MCC Kota Malang pada Jum'at malam (15/11).
Di tahun 2024-2025 mendatang, Petani kini memiliki peluang lebih besar untuk bisa ekspor jahe pada ke pasar global.
Penandatanganan MOU 2024-2025, di hadiri oleh Anggri Sartika wiguna Founder Agronesia Startup, Agus Susanto Dirut PT. Macadamia Java Indonesia, Anto Tamtomo Komisaris PT Macadamia Jaya Indonesia, dan Masyur Arif Dirut PT. KTHR beserta puluhan petani sewilayah Malang raya.
Anggri Sartika wiguna dalam sambutannya mengatakan, bahwa dengan adanya penandatanganan MoU ini, dirinya berharap kedepannya bisa meningkatkan kesejahteraan para petani, serta memperkuat posisi petani Indonesia sebagai produsen jahe yang berkualitas dunia.
"Jaminan pembelian adalah hasil terukur, kalau pendampingan adalah hasil yang bisa membantu human capitalnya, jadi ibaratnya sebagai petani dan saya sebagai enterpreneur punya program saling berkolaborasi untuk mewujudkan tujuan goals-nya," ucap Sartika, Jum'at (15/11/2024).
Jadi kendala yang utama itu supply chain artinya adalah tidak cukup kebutuhan jahe untuk supply lokal maupun ke ekspor, sehingga jahe yang cuma sedikit itu menjadi satu komoditi yang potensial," lanjut Sartika.
Sartika menambahkan kebutuhan untuk ekspor sendiri dalam satu bulan yang dibutuhkan sekitar 50 kontainer.
"Rata-rata untuk eksportir dalam satu bulan itu 50 kontainer dan itu tidak hanya saya saja karena masih banyak eksportir lain yang membutuhkan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Sartika menerangkan bilamana ada petani yang ingin bergabung menjadi mitranya bisa berkoordinasi dengan ketua Poktan masing-masing untuk melakukan audensi dengan pihaknya
"Nanti kita ber-audensi dan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen ber-notaris, dan komitmen inilah yang akan menjadi satu janji pembelian bagi kami. Ada jaminan hasil panen petani akan dibeli dan ini sudah yang ke 3 kalinya dengan 3 Poktan diantaranya Poktan Gunung Kawi dan Wagir," lugasnya.
Sementara itu, Dirut PT. Macadamia Java Indonesia Agus Susanto menyampaikan jahe dipilih sebagai komoditas ekspor jahe masih sangat dibutuhkan sedangkan kontrak pengiriman puluhan kontainer masih sangat kecil.
"Untuk yang ekspor ini l, kita yang kekurangan komoditas di jahe, produksi yang kami perlukan masih sangat banyak sekali. Dari kontrak beberapa puluh kontainer itu, masih kecil sekali yang kita kirim," ujar Agus.
Menurutnya potensi jahe ekspor sangat luar biasa, karena untuk mencukupi kebutuhan didalam negeri masih sangat kurang oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan pihaknya menggelar audensi sekaligus juga penandatanganan komitmen bersama Poktan Kelompok Tani Hutan Rakyat (KTHR).
Selain itu, dirinya membuka juga membuka kemitraan untuk petani jahe menjalin kerjasama untuk memenuhi kebutuhan Purchase Order (PO).
"PO yang kita dapatkan itu ratusan kontainer sedangkan barang masih belum ada, makanya nanti kita akan mencari kemitraan sesuai PO itu," jelasnya.
Meskipun demikian, kemitraan yang dilakukan terbatas, menyesuaikan dengan PO yang didapat dan jumlah kemitraan untuk menjaga dan menyesuaikan permintaan dan produksi.
"Jadi jangan sampai jadi bumerang, petani berlomba-lomba yang akhirnya harganya tetap jatuh juga, itu yang kami cari. Begitu PO sesuai, petani yang tanam, akan kita akan stop dulu kemitraannya, untuk kebutuhan tiap bulan kisaran 10-20 kontainer, tinggal kalikan saja 1 kontainer itu kisaran 20 ton-an," bebernya.
Selain itu untuk memastikan keberlanjutan program kemitraan yang berlaku selama 1 tahun, pihaknya juga akan melakukan evaluasi setiap tahunnya.
"Semisal kita tahun depan dapat buyer lagi, kalau buyer sekarang menambah kuota, kita akan memperluas disitu, tapi jika terjadi penurunan kita juga akan memperkecil kemitraan itu, intinya kami tidak mengejar dipetani tapi berdasarkan PO dulu karena tujuannya biar petani mendapatkan feedback yang bagus endingnya begitu, jadi jangan sampai kita kejar profit tapi petani dikalahkan ahirnya kita next tidak dapat barang dari petani," pungkasnya.
Dengan adanya Kemitraan Agus berharap petani bisa mendapatkan pembelian harga layak, dan pihaknya selaku pengelola bisa mendapatkan profit, petani untuk kita juga untung.
(Ri/Red/Jejenews)